Recent Blog post
Archive for Oktober 2017
Judul buku : “ KISAH SANG PENANDAI
“
BAB II
MEMBACA SASTRA
A.
Menentukan Kata Yang Bermakna Simbolik/Majas/Kias
Dalam Karya Sastra
Kata bermakna
kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna
sebenarnya. Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung. Sebagai
contoh, “Kembang desa itu dikejar-kejar seluruh pemuda dikampungnya. “Kata
kembang desa itu bukan bermaksud bunga yang berputik dan berkelopak itu,
melainkan perwakilan dari wanita atau gadis desa. Atau seperti kata pintar
dalam kalimat, “Anak itu sangat pintar menipu”. Pintar disini tentu bukan dala
arti positif, melainkan negatif.
Selain kata
bermakna simbolik, karya sastra juga indah dan lebih hidup karena majasnya.
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra
semakin hidup. Secara umum, terdapat empat jenis majas : majas perbandingan,
sindiran, dan penegasan.
1.
Majas Perbandingan
Majas
perbandingan di antaranya yakni : majas asosiasi/perumpamaan, metafora,
metonimia, personifikasi, dan sinekdokhe.
a.
Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi
atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda,
tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai,
bagaikan, seumpama, seperti, danlaksana.
Contoh :
1.)
Wajahnya
pucat bagai bula kesiangan
2.)
Ia
memang licin seperti belut
Contoh :
1.
Orang- orang yang
memenuhu jalan berbisik bisik seperti ular yang melesat di balik
rerumputan. (Hal 5 )
2.
Awan hitam itu
menggantung bak jelaga di terik siang bak tinta hitam yang di tuangkan dalaam
kolam. ( hal 7 )
3.
Mempelai wanita
yang bergaun putih bagai burung bangau berseru riang dari tengah tengah ruangan
( hal 9 )
4.
Jim kalam menendang
pintu salaah satu penginapan yang disebutkan dalam surat bagai seekor elang
terbang menaiki nak anak tangga (20)
5.
Tetapi itu tidak
akan pernah merubah nasib kita hanya membuat semuanya seperti pelangi tak
terjamah ( hal 22)
6.
Melenguh bertahan
bagai lolongan induk betina kehilangan anaknya ( hal 23 )
7.
Lenyap bagai
ditelan bumi bersama lenyanya ribuan capung ( hal 35 )
8.
Tida menyadari
kematian yang memang diharapkan bergerak amat mendekat bagai badai gurun datang
menderu- deru ( hal 46 )
9.
Bangsa arab
pedalaman itu memang cepat sekali dataang kekota ini bagai angin putung beliung
( 46 )
10. Mata mereka menatap bak singa paadang pasir yang
kelaparaan ( hal 47 )
11. Enam kapal bergerak bagai rombongan angsa anggun keluar
dari pelabuhan kota ( hal 58 )
12. Lautan mulai bergerak dahsyat bagai diaduk tangan tangan
raksasa ( hal 177 )
13. Senyum malu –malu gadis itu bagai pinang di belah dua (
hal 211 )
14. Jim bagai seekor elang meloncat terbang ( hal 216 )
15. Perasaan yang kembali muncul bgai jamur merekah di musim
penghujan ( hal 221 )
16. Keluar dari pelabuhan bagai angsa yang anggun ( hal 227 )
17. Masa lalu bagai belalai seam yang punya kesempatan datang
meyergap ( hal 233 )
18. Suara air menghantam bebatuan terdengar bagai serunian
sambutan selamat datang ( hal 243 )
19. Empat puluh kapal mengapung di lautan bagai kota yang
bergerak mengambang ( hal 247 )
20. Air menetes dari dinding dinding dan atas ruangan bagai
tikus bergeletakan di sekitar kakinya (hal 271 )
b.
Metafora
Maja s metafora
adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Contoh :
1.)
Ia
dikambing hitamkan dalam kejadian itu
2.)
Otak
bulusnya menjadikan ia senekat itu
c.
Personifikasi
Personifikasi
adalah majas yang memandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memmpunyai
sifat seperti manusia. Contoh :
1.)
Bulan
berbisik merdu
2.)
Angan
tersenyum menyapaku
Contoh :
1.
Udara pagi menusuk
kulit (hal 16 )
2.
Bintang gemintang
melambaikan tangaan memberi salut ( hal 74 )
3.
Angin malam
memainkan anak rambut melambai lambai ( hal 75 )
4.
Irama itu terdengar
menusuk indah ( hal 84 )
5.
Tidak ada yang tahu
kapan lautan aakan mengamuk lagi ( hal 180 )
d.
Metonimia
Metonimia adalah
majas yang menggunakan cirri atau lebel/merk dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut. Contoh :
1.)
Setiap
hari ia berangkat ke sekolah dengan naik Honda
2.)
Rasanya
tidak segarv kalau tidak minum Aqua
e.
Sinekdokhe
Sinekdokhe
adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinokdekhe terdiri atas atas dua bentuk
berikut, yakni totem proparte dan pars pro toto.
1.)
Totam pro parte, adalah majas yang menyebutkan
keseluruhan untuk sebagian.
Contoh
: Mlam nanti, Indonesia akan melawan Malaysia memperebutkan piala AFF
Contoh
:
1.
Sepasukan pemburu
bayaran suku beduin akan tiba dikota menanyakan nayla. ( hal 38 )
2.)
Pars pro toto, adalah menyebutkan sebagian untuk
keseluruhan.
Contoh
: Ayamnya dihargai Rp.50.000 per ekor,
Akhirnya
dia menunjukkan batang hidungnya.
2.
Majas Sindiran
Majas sindirian terdiri atas ironi ,
sinisme, dan sarkasme
a.
Ironi
Ironi adalah
majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh : Wah,
bersih sekali kelas ini, seperti kapal pecah.
Harum benar baumu sampai membuat perutku mual
b.
Sarkasme
Sarkasme adalah
majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.
Contoh : Mau
muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
3. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk
berikut.
a.
Retorik
Retorik adalah
majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuannya
memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh :
Pedagang mana yang ingin merugi?
Apa kita ingin hidup sengsara?
Contoh :
1. bukankah badaai tak berkaki ( hal 34 )
b. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan
kata-kata secara berlebihan dengan menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
semua siswa yang di bawah harap segera naik ke atas!
Yang bisa mengerjakan soal ini
silahkan maju ke depan!
Contoh :
1.
jim yang gelap mata
tak terlalu menghiraukan terus merangsak berlari masuk kedalam kamar (hal 20 )
2.
mereka masuk
kedalam ruangan yang besar ( hal 201 )
3.
mereka dengan
perbekalan di pundak masuk kedalam barisan bukit ( hal 250 )
c. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan
kata-kata atau frasa sebagai penegasan. Kata atau frasa tersebut di ulang
mendatar. Repetisi biasanya di pakai dalam frosa.
Contoh
:
Luka,
luka, luka
yang kurasakan. Bertubi-tubi yang kau berikan. Cintaku bertepuk sebelah tangan,
tapi aku balas dengan senyum keindahan.
Contoh :
1. hanya
air,air,dan air yang terlihat ( hal 73 )
d. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang
biasanya ada di dalam puisi dengan cara mengulang kata atau frasa. Kata atau
frasa di ulang secara vertikal/paralel. Majas paralelisme ada dua, yakni
anafora dan epifora.
1) Paralelisme anafora
Anafora adalah majas paralelisme yang mengulang kata atau frasa pada awal baris/kalimat.
Conto: Aku
mau makan teringat kamu
Aku mau tidur juga ingat kamu
Aku
mau apa
pun kamu hadir dalam pikiranku.
Contoh :
1.
Mengutuk
kepengecutanya, mengutuk nasib buruk yangmenimpanya, mengutuk masa kecil dan
apa saja yang tersisa bisa di sumpahi. ( hal 45 )
2.
Masa lalu,masa sekarang
,dan masa depanmu ( hal 106 )
3.
Dia tiada bandingan
,dia bisa melesaat bagai kilat, dia bisa berpindah pindah dari satu waktu ke
waktu yang lain ( hal 122 )
4.
Masa lalu,masa
sekarang ,dan masa depanku ( hal 248 )
5.
Tinggi yang sama
,bentuk yang sama,dan jarak yang sama ( hal 256 )
2)
Paralelisme Epifora
Epifora adalah
maja paralelisme yang mengulang kata
atau frasa pada akhir baris/kalimat.
Contoh: Hariku berbunga karena kamu
Pikiranku jernih karena kamu
Hidupku hancur juga karena kamu
Contoh
:
1.
Papan berdawainya
membantu, lagu itu membantu,di samping keterkejutanya atas kehadiran laksamana
remires juga membantu
e.
Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut- turutdan makin
lama makin meningkat
Contoh :
1.
Tidak hanya
siswa,guru,kepala sekolah,dosen,bahkan rektor pun harus selalu belajar
2.
Sejak SD,SMP,SMA
bahkaan di perguruan tinggipun diajarkan nilai-nilai budi pekerti
Contoh :
1.
Tanggal tujuh,bulan
tujuh, jam tujuh hari ini ketika lonceng kapel tua berdentang tepat dimana
ikrar cinta sejati kita pernah terucapkan ( hal 23 )
f.Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.Contoh:
1)
Tidak
hanya gajah,kuda,singa,kucing,bahkan semut pun tidak rela kasihnya
dicuri.Apalagi aku yang punya mata hati
2)
Presiden,mentri,gubernur,camat,kepala
desa bahkan ketua RT pun harustaat aturan.
Contoh :
1.
lupakan masalalumu
yang menyedihkan,lemah,bodoh,pengecut dan hanya banyak mengeluh
2.
jalan yang lazim
digunakan pemburu,perambah,atau pengelana lainya
3.
kakek,ayah,ibu,tulisan
tulisan buku buku,adalah benar sebenarnya kau bisa melihat
4.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat
bentuk berikut.
a.
Antitetis
Atitentis adalah
majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya,Contoh :
1)
Cantik
jelek,kaya miskin semuanya sama di depan Tuhan.Yang membedakan hanyalah amal
dan perbuatannya.
2)
Perguruan
tinggi swasta ataupun negeri,di kota ,maupun di desa,tidak menjamin seratus
persen seseorang menjadi sukses.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh : Dia merasa miskin
ditengah hidup yang bergemilang harta.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa
pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian.
Contoh :
1.)
Karena
harga BBM naik, harga beraspun mencekik leher
2.)
Pada
bula September dan Oktober, panas matahari dikawasan Bojonegoro terasa membakar
kulit, mendidihkan darahku.
d. Litotes
Litotes adalah ajas yang menyatakn
sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh :
1.)
Kalau
kamu berkunjung ke Bojonegoro, sudilah mampir di gubukku
2.)
Saya
hanya orang bias, tak pantas menolak tawaran Bapak.
majas dalam novel sang penandai
Mengenai Saya
majas dalam novel sang penandai
Judul buku : “ KISAH SANG PENANDAI “ BAB II MEMBACA SASTRA A. Menentukan Kata Yang Bermakna Simbolik/Majas/Kias Dalam Karya...
