Rabu, 11 Oktober 2017


Judul buku : “ KISAH SANG PENANDAI

BAB II
MEMBACA SASTRA
A.    Menentukan Kata Yang Bermakna Simbolik/Majas/Kias Dalam Karya Sastra
Kata bermakna kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna sebenarnya. Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung. Sebagai contoh, “Kembang desa itu dikejar-kejar seluruh pemuda dikampungnya. “Kata kembang desa itu bukan bermaksud bunga yang berputik dan berkelopak itu, melainkan perwakilan dari wanita atau gadis desa. Atau seperti kata pintar dalam kalimat, “Anak itu sangat pintar menipu”. Pintar disini tentu bukan dala arti positif, melainkan negatif.
Selain kata bermakna simbolik, karya sastra juga indah dan lebih hidup karena majasnya. Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup. Secara umum, terdapat empat jenis majas : majas perbandingan, sindiran, dan penegasan.
1.      Majas Perbandingan
Majas perbandingan di antaranya yakni : majas asosiasi/perumpamaan, metafora, metonimia, personifikasi, dan sinekdokhe.
a.      Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, danlaksana.
Contoh :
1.)    Wajahnya pucat bagai bula kesiangan
2.)    Ia memang licin seperti belut
Contoh :
1.      Orang- orang yang memenuhu jalan berbisik bisik seperti ular yang melesat di balik rerumputan.  (Hal 5 )
2.      Awan hitam itu menggantung bak jelaga di terik siang bak tinta hitam yang di tuangkan dalaam kolam. ( hal 7 )
3.      Mempelai wanita yang bergaun putih bagai burung bangau berseru riang dari tengah tengah ruangan ( hal 9 )
4.      Jim kalam menendang pintu salaah satu penginapan yang disebutkan dalam surat bagai seekor elang terbang menaiki nak anak tangga (20)
5.      Tetapi itu tidak akan pernah merubah nasib kita hanya membuat semuanya seperti pelangi tak terjamah ( hal 22)
6.      Melenguh bertahan bagai lolongan induk betina kehilangan anaknya ( hal 23 )
7.      Lenyap bagai ditelan bumi bersama lenyanya ribuan capung ( hal 35 )
8.      Tida menyadari kematian yang memang diharapkan bergerak amat mendekat bagai badai gurun datang menderu- deru ( hal 46 )
9.      Bangsa arab pedalaman itu memang cepat sekali dataang kekota ini bagai angin putung beliung ( 46 )
10.  Mata mereka menatap bak singa paadang pasir yang kelaparaan ( hal 47 )
11.  Enam kapal bergerak bagai rombongan angsa anggun keluar dari pelabuhan kota ( hal 58 )
12.  Lautan mulai bergerak dahsyat bagai diaduk tangan tangan raksasa ( hal 177 )
13.  Senyum malu –malu gadis itu bagai pinang di belah dua ( hal 211 )
14.  Jim bagai seekor elang meloncat terbang ( hal 216 )
15.  Perasaan yang kembali muncul bgai jamur merekah di musim penghujan ( hal 221 )
16.  Keluar dari pelabuhan bagai angsa yang anggun ( hal 227 )
17.  Masa lalu bagai belalai seam yang punya kesempatan datang meyergap ( hal 233 )
18.  Suara air menghantam bebatuan terdengar bagai serunian sambutan selamat datang ( hal 243 )
19.  Empat puluh kapal mengapung di lautan bagai kota yang bergerak mengambang ( hal 247 )
20.  Air menetes dari dinding dinding dan atas ruangan bagai tikus bergeletakan di sekitar kakinya (hal 271 )
b.      Metafora
Maja s metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Contoh :
1.)    Ia dikambing hitamkan dalam kejadian itu
2.)    Otak bulusnya menjadikan ia senekat itu
c.       Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang memandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memmpunyai sifat seperti manusia. Contoh :
1.)    Bulan berbisik merdu
2.)    Angan tersenyum menyapaku
Contoh :
1.      Udara pagi menusuk kulit (hal 16 )
2.      Bintang gemintang melambaikan tangaan memberi salut ( hal 74 )
3.      Angin malam memainkan anak rambut melambai lambai ( hal 75 )
4.      Irama itu terdengar menusuk indah ( hal 84 )
5.      Tidak ada yang tahu kapan lautan aakan mengamuk lagi ( hal 180 )
d.      Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan cirri atau lebel/merk dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Contoh :
1.)    Setiap hari ia berangkat ke sekolah dengan naik Honda
2.)    Rasanya tidak segarv kalau tidak minum Aqua
e.       Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinokdekhe terdiri atas atas dua bentuk berikut, yakni totem proparte dan pars pro toto.
1.)    Totam pro parte, adalah majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh : Mlam nanti, Indonesia akan melawan Malaysia memperebutkan piala AFF
            Contoh :
1.      Sepasukan pemburu bayaran suku beduin akan tiba dikota menanyakan nayla. ( hal 38 )
2.)    Pars pro toto, adalah menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh : Ayamnya dihargai Rp.50.000 per ekor,
Akhirnya dia menunjukkan batang hidungnya.
2.  Majas Sindiran
Majas sindirian terdiri atas ironi , sinisme, dan sarkasme
a.      Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh : Wah, bersih sekali kelas ini, seperti kapal pecah.
              Harum benar baumu sampai membuat perutku mual
b.      Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh : Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
              Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
3. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
a.      Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh : Pedagang mana yang ingin merugi?
              Apa kita ingin hidup sengsara?      
Contoh :
1. bukankah badaai tak berkaki ( hal 34 )
      b. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan menegaskan arti suatu kata.
Contoh :  semua siswa yang di bawah harap segera naik ke atas!
                 Yang bisa mengerjakan soal ini silahkan maju ke depan!
Contoh :
1.      jim yang gelap mata tak terlalu menghiraukan terus merangsak berlari masuk kedalam kamar (hal 20 )
2.      mereka masuk kedalam ruangan yang besar ( hal  201 )
3.      mereka dengan perbekalan di pundak masuk kedalam barisan bukit ( hal 250 )
     c. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata atau frasa sebagai penegasan. Kata atau frasa tersebut di ulang mendatar. Repetisi biasanya di pakai dalam frosa.
Contoh :
Luka, luka, luka yang kurasakan. Bertubi-tubi yang kau berikan. Cintaku bertepuk sebelah tangan, tapi aku balas dengan senyum keindahan.
Contoh :
1. hanya air,air,dan air yang terlihat ( hal 73 )
    d. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi dengan cara mengulang kata atau frasa. Kata atau frasa di ulang secara vertikal/paralel. Majas paralelisme ada dua, yakni anafora dan epifora.
1)      Paralelisme anafora
Anafora  adalah majas paralelisme yang mengulang  kata atau frasa pada awal baris/kalimat.
Conto:             Aku mau makan teringat kamu
                        Aku mau  tidur  juga ingat kamu
                        Aku mau  apa  pun kamu hadir dalam pikiranku.
Contoh :
1.      Mengutuk kepengecutanya, mengutuk nasib buruk yangmenimpanya, mengutuk masa kecil dan apa saja yang tersisa bisa di sumpahi. ( hal 45 )
2.      Masa lalu,masa sekarang ,dan masa depanmu ( hal 106 )
3.      Dia tiada bandingan ,dia bisa melesaat bagai kilat, dia bisa berpindah pindah dari satu waktu ke waktu yang lain ( hal 122 )
4.      Masa lalu,masa sekarang ,dan masa depanku ( hal 248 )
5.      Tinggi yang sama ,bentuk yang sama,dan jarak yang sama ( hal 256 )
2)      Paralelisme  Epifora
Epifora adalah maja paralelisme yang mengulang  kata atau frasa pada akhir baris/kalimat.
Contoh:           Hariku berbunga karena kamu
                        Pikiranku jernih karena kamu
Hidupku hancur juga karena kamu
            Contoh :
1.      Papan berdawainya membantu, lagu itu membantu,di samping keterkejutanya atas kehadiran laksamana remires juga membantu
e.       Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut- turutdan makin lama makin meningkat
Contoh :
1.      Tidak hanya siswa,guru,kepala sekolah,dosen,bahkan rektor pun harus selalu belajar
2.      Sejak SD,SMP,SMA bahkaan di perguruan tinggipun diajarkan nilai-nilai budi pekerti
Contoh :
1.      Tanggal tujuh,bulan tujuh, jam tujuh hari ini ketika lonceng kapel tua berdentang tepat dimana ikrar cinta sejati kita pernah terucapkan ( hal 23 )

      f.Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.Contoh:
1)      Tidak hanya gajah,kuda,singa,kucing,bahkan semut pun tidak rela kasihnya dicuri.Apalagi aku yang punya mata hati
2)      Presiden,mentri,gubernur,camat,kepala desa bahkan ketua RT pun harustaat aturan.
Contoh :
1.      lupakan masalalumu yang menyedihkan,lemah,bodoh,pengecut dan hanya banyak mengeluh
2.      jalan yang lazim digunakan pemburu,perambah,atau pengelana lainya
3.      kakek,ayah,ibu,tulisan tulisan buku buku,adalah benar sebenarnya kau bisa melihat
4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
a.      Antitetis
Atitentis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya,Contoh :
1)      Cantik jelek,kaya miskin semuanya sama di depan Tuhan.Yang membedakan hanyalah amal dan perbuatannya.
2)      Perguruan tinggi swasta ataupun negeri,di kota ,maupun di desa,tidak menjamin seratus persen seseorang menjadi sukses.
      b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh : Dia merasa miskin ditengah hidup yang bergemilang harta.
      c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh :
1.)    Karena harga BBM naik, harga beraspun mencekik leher
2.)    Pada bula September dan Oktober, panas matahari dikawasan Bojonegoro terasa membakar kulit, mendidihkan darahku.
     d. Litotes
Litotes adalah ajas yang menyatakn sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh :
1.)    Kalau kamu berkunjung ke Bojonegoro, sudilah mampir di gubukku
2.)    Saya hanya orang bias, tak pantas menolak tawaran Bapak.





Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

majas dalam novel sang penandai

Judul buku : “ KISAH SANG PENANDAI “ BAB II MEMBACA SASTRA A.     Menentukan Kata Yang Bermakna Simbolik/Majas/Kias Dalam Karya...

Followers

Cari Blog Ini

statistik

stastistik

- Copyright © azizahwidya - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -